Tuesday, January 17, 2017

MAKNA METANJUNG SAMBUK
Dalam Pawiwahan di Bali


Metanjung sambuk merupakan salah satu dari rangkaian prosesi pawiwahan.
Penjabaran dari kata metanjung sambuk yakni dari kata "metanjung" yang berarti menendang dan "sambuk" yang berarti kotoran (mala).
Atribut dalam prosesi Metanjung Sambut yaitu sambuk (serabut kelapa) dibelah tiga, didalamnya diisi sebutir telur bebek, kemudian dicakup kembali diluarnya diikat dengan benang Tri Datu (benang 3 warna).

Metanjung Sambuk secara mekanisme pelaksanaannya dilakukan dengan menendang sambuk beserta kelengkapan atribut sebanyak 3 kali, kemudian secara simbolis sambuk diduduki oleh mempelai wanita. seusai upacara sambuk (serabut kelapa) ini diletakkan dibawah tempat tidur mempelai.

Hal ini dalam konteks menendang-nendang sambuk bermakna / menggambarkan bahwa di dalam suatu pernikahan tidak jarang dijumpai suatu masalah. Disisi lain, mekanisme berupa didudukinya sambuk oleh mempelai wanita bermakna / menggambarkan keadaan musyawarah dengan duduk tenang, dan senantiasa ingat bahwa ketika pertengkaran tersebut datang salah satu dari pasangan harus ada yang mengalah agar pertikaian tidak berkepanjangan.

Makna setiap atribut :
Sambuk (serabut kelapa) berbelah tiga simbol dari tri guna (sattwam, rajas, tamas)
Benang Tri Datu simbol dari Tri Murti (Brahma, Wisnu, Siwa) yang mengisyaratkan kesucian.
Telor bebek  simbolis dari manik.

Pada hakikatnya metanjung sambuk sebagai simbolis yang bertujuan untuk mengingatkan pentingnya keselarasan dalam berumah tangga baik sekala maupun niskala.