Keluarga Kunci Pemikiran Anak
Setiap kehidupan, terjadi ribuan kali perjumpaan. Setiap perjumpaan,
ditemui ribuan karakter individu. Karakter, kepribadian, terutama jalan pemikiran individu (anak) sangat dipengaruhi oleh sosok keluarganya.
Semasih hidup, manusia senantiasa mengalami proses. Dimulai dari
kelahiran, kehidupan, hingga kematian. Rutinitas di era globalisasi
menuntut individu untuk mampu bersosialisasi. Tempat pertama
bersosialisasi dan kunci terbentuknya kepribadian dasar anak ialah didalam keluarga.
Keahlian, kepintaran, menilai benar atau salah, dan berbagai jalan
pemikiran anak dipengaruhi kuat oleh kebijakan, kepribadian setiap
anggota keluarganya.
Kolaborasi antara sifat bawaan gen dengan
kebiasaan keluarga melahirkan berbagai karakter seseorang. Tidak
mengherankan banyak diantara anak yang mengikuti jejak orang tua.
Meskipun berbagai faktor seperti pergaulan bahkan kurang perhatian
orang tua, menyebabkan tidak semua individu bersikap selayaknya yang
telah diajarkan orang tuanya. orang tua yang gemar sepak bola,
berpolitik, kecantikan, dsb, cenderung anaknya memiliki kegemaran
serupa. Sebagai contoh, seorang ayah yang gemar membaca koran, ditiru
oleh si anak karena telah terbiasa. Ia kemudian mencoba melatih keahlian
menulis dengan mengikuti extra jurnalistik di lingkungan sekolah. kini,
gadis bernama Dwijayanthi tersebut telah menjadi seorang wartawan di
media ternama Bali.
Opini orang tua telah ditanamkan sejak kecil pada anak
baik disengaja maupun tidak. hal ini menjadi tolak ukur individu dalam
bertindak. sebagai contoh banyak ditemui kasus rumitnya menilai benar
ataupun salahnya sesuatu, terutama dalam berpolitik. Beredar ribuan
bahkan ratusan opini di masyarakat terhadap sesuatu hal. contohnya saja,
di sebuah keluarga, ayah dan kakak seorang anak sangat suka menonton
acara yang berbau politik. kini, setelah menduduki bangku SMA, ia gemar
berdebat dalam menilai kebenaran sebuah opini politik. ia menyadari
bahwa berpolitik sangatlah rumit dilihat dari kasus-kasus dilapangan. ia
mengaku bahwa seiring ia mendalaminya, ia merasa semakin bodoh karena
banyak hal-hal baru yang terkuak. bahkan banyak hal baru mencoba
mengusik opininya dengan memberikan pandangan-pandangan yang terlihat
sempurna. Dibalik teori yang sempurna terdapat banyak penyimpangan dalam
pelaksanaan di kehidupan nyata. opini-opini ini banyak beredar di media
sosial yang patut diwaspadai kebenarannya.” Namun si anak masih teguh
dengan pendiriannya yang telah ditanamkan sejak kecil oleh keluarganya,
opini dari luar ia jadikan perbandingan sedangkan opininya ia jadikan
landasan dalam menilai. ~ArP
alasan -> kesimpulan on process
No comments:
Post a Comment