Thursday, October 27, 2016

Keluarga Kunci Pemikiran Anak

          Setiap kehidupan, terjadi ribuan kali perjumpaan. Setiap perjumpaan, ditemui ribuan karakter individu. Karakter, kepribadian, terutama jalan pemikiran individu (anak) sangat dipengaruhi oleh sosok keluarganya.
        Semasih hidup, manusia senantiasa mengalami proses. Dimulai dari kelahiran, kehidupan, hingga kematian. Rutinitas di era globalisasi menuntut individu untuk mampu bersosialisasi. Tempat pertama bersosialisasi dan kunci terbentuknya kepribadian dasar anak ialah didalam keluarga. Keahlian, kepintaran, menilai benar atau salah, dan berbagai jalan pemikiran anak dipengaruhi kuat oleh kebijakan, kepribadian setiap anggota keluarganya.
       Kolaborasi antara sifat bawaan gen dengan kebiasaan keluarga melahirkan berbagai karakter seseorang. Tidak mengherankan banyak diantara anak yang mengikuti jejak orang tua. Meskipun berbagai faktor seperti pergaulan bahkan kurang perhatian orang tua, menyebabkan tidak  semua individu bersikap selayaknya yang telah diajarkan orang tuanya.  orang tua yang gemar sepak bola, berpolitik, kecantikan, dsb, cenderung anaknya memiliki kegemaran serupa. Sebagai contoh, seorang ayah yang gemar membaca koran, ditiru oleh si anak karena telah terbiasa. Ia kemudian mencoba melatih keahlian menulis dengan mengikuti extra jurnalistik di lingkungan sekolah. kini, gadis bernama Dwijayanthi tersebut telah menjadi seorang wartawan di media ternama Bali.
Opini orang tua telah ditanamkan sejak kecil pada anak baik disengaja maupun tidak. hal ini menjadi tolak ukur individu dalam bertindak. sebagai contoh banyak ditemui kasus rumitnya menilai benar ataupun salahnya sesuatu, terutama dalam berpolitik. Beredar ribuan bahkan ratusan opini di masyarakat terhadap sesuatu hal. contohnya saja, di sebuah keluarga, ayah dan kakak seorang anak sangat suka menonton acara yang berbau politik. kini, setelah menduduki bangku SMA, ia gemar berdebat dalam menilai kebenaran sebuah opini politik. ia menyadari bahwa berpolitik sangatlah rumit dilihat dari kasus-kasus dilapangan. ia mengaku bahwa seiring ia mendalaminya, ia merasa semakin bodoh karena banyak hal-hal baru yang terkuak. bahkan banyak hal baru mencoba mengusik opininya dengan memberikan pandangan-pandangan yang terlihat sempurna. Dibalik teori yang sempurna terdapat banyak penyimpangan dalam pelaksanaan di kehidupan nyata. opini-opini ini banyak beredar di media sosial yang patut diwaspadai kebenarannya.” Namun si anak masih teguh dengan pendiriannya yang telah ditanamkan sejak kecil oleh keluarganya, opini dari luar ia jadikan perbandingan sedangkan opininya ia jadikan landasan dalam menilai. ~ArP

alasan -> kesimpulan on process

No comments:

Post a Comment