Wednesday, November 16, 2016

Efek Samping Bullying

Kasus pembulian di kalangan pelajar sedang marak-maraknya terjadi dewasa ini. Lepas dari pandangan, bullying bisa terjadi tanpa disengaja. Selain dapat mematikan karakter seseorang. Bullying dapat mengakibatkan berbagai macam efek samping. Diantaranya:
1. Turunnya kadar kepercayaan diri seseorang akibat pembulian.
2. Dapat menimbulkan rasa dendam.
3. Meningkatkan rasa indivilualisme.
4. Turunnya nilai sosial individu, akibat ketidakpercayan terhadap individu lain. 

Kasus pembulian bak berjalan diatas seuntai tali, diantara jurang kebangkitan dan kehancuran. Seringkali yang terjadi bahwa mengarah pada akibat yang negatif. Sehingga phenomena bullying harus segera dihentikan. Hati-hati sebab pembulian kadang terjadi tanpa disadari.

       Sebagai contoh: di berbagai jenjang sekolah, sarat terdengar kata "PI" (penting ibe/egois) ditunjukkan kepada siswa yang pintar namun pelit dalam berbagi jawaban ketika ulangan tengah berlangsung. Tidak jarang secara gamblang teman-teman disekelilingnya melontarkan kata "PI".
    Si individu itupun merasa sedikit bersalah, bisa jadi ia tidak percaya diri kemudian merubah karakternya dengan menyesuaikan pada keinginan teman" disektarnya. Tentu ini tidak akan berdampak baik bukan!.
     Tidakkah pernah terlintas bagaimana usaha dan perjuangan si individu korban bullying tersebut untuk berhasil menjawab soal-soal ulangan yg individu lain belum tentu bisa lakukan. Mereka tidak pernah tahu mungkin saja si individu tersebut jungkir balik, hingga tidur larut malam hanya untuk belajar agar bisa menjawab soal-soal ulangan dengan jerih payahnya sendiri.
        Namun apa yang teman-temannya seringkali lakukan, ia hanya memanggil nama dan meminta jawaban, semudah itu untuk mendapatkan nilai yang bagus. Sayangnya meskipun berat, si individu tersebut mau tidak mau akan memberikan hampir setengah dari jawaban yang ia ketahui...
     Betapa tidak adilnya dunia ketika anda susah payah bekerja namun orang lain yang menikmati hasilnya. Jangan hanya bisa berkata kamu egois karena tidak mau bekerja sama ketika ulangan. Kini siapa hakikatnya yang egois?
      Yang sebenarnya terjadi, bahwa si pelontar kata PI itulah yang jauh lebih egois, sudah tidak mau susah, maunya enak saja, dan menyalahkan orang lain pula. Sungguh perbuatan yang tidak sepantasnya. ~Arp

No comments:

Post a Comment